Saturday, February 2, 2013

Pengaruh ekonomi AS semakin memudar


Saya sependapat dengan pandangan yang mengatakan pengaruh ekonomi Amerika Serikat semakin berkurang walau masih tetap nomor satu secara GDP.
Namun pada tahun 2018 atau 2020 Cina -yang saat ini berada di peringkat dua GDP- diperkirakan sakan menggeser Amerika Serikat.
Dan kalau kita lihat yang jadi masalah di Amerika Serikat sekarang adalah negara itu sedang mengalami double deficit, yaitu defisit anggaran pemerintah dan defisit dalam neraca berjalannya.Dengan demikian perekonomian Amerika Serikat sendiri sedang melemah.
Produk-produk Amerika Serikat juga sudah tidak kompetitif lagi di pasar dunia, apalagi perusahaan-perusahaan ternama Amerika Serikat praktis sudah menggeser kegiatan manufakturing ke negara-negara lain, terutama Cina.
Pengaruh dari hal-hal tersebut membuat ekonomi AS menurun, sekalipun sampai saat ini memang negara itu masih nomor satu di dunia jika dilihat dari GDP.
Berdasarkan data Bank Dunia tahun 2011, GDP Amerika Serikat sebesar US$15,09 triliun dibanding Cina yang masih sekitar setengahnya, US$7,318 triliun.

Di lembaga internasional
Pengaruh Amerika Serikat di badan-badan ekonomi internasional juga sepertinya mulai berkurang walau masih tetap kuat, seperti di Bank Dunia dan Dana Moneter Internasional, IMF.
Di Bank Dunia, Amerika Serikat masih menentukan dalam memilih presiden Bank Dunia, dan biasanya dari Amerika. Sedangkan di IMF -walaupun jatahnya saat ini dari Eropa di bawah kepemimpinan Christine Lagarde dari Prancis- Amerika Serikat masih punya share yang besar.
Namun share atau saham dari negara-negara lain -terutama negara-negara dari kawasan Asia- juga mengalami peningkatan.
Jadi di lembaga-lembaga multilateral, Amerika Serikat juga tetap nomor satu walau pengaruhnya pengaruhnya mulai berkurang karena mau tidak mau Amerika Serikat harus mengikutsertakan atau bekerjasama dengan negara-negara lain, tidak lagi bertindak sebagai superpower ekonomi.
Bahkan sekarang ini amat nyata jika kekuatan tidak hanya di kalangan Amerika Serikat dan negara-negara maju lain.Misalnya kelompok G7 yang sudah berkembang menjadi G20 karena kekuatan ekonomi lebih menyebar ke beberapa negara dan tidak hanya di tangan Amerika Serikat bersama yang selama ini disebut sebagai negara-negara maju.

Kombinasi eksternal dan internal
Berkurangnya pengaruh ekonomi Amerika Serikat berkaitan dengan kecenderungan dari sejarah ekonomi dunia yang cukup panjang.
 Masyarakat Amerika Serikat cenderung tidak menabung dibanding warga di kawasan Asia.Sekitar tahun 1980-an, memang terjadi percepatan pertumbuhan ekonomi dari negara-negara berkembang, terutama Asia. Pada masa itu pula Cina mulai menempuh kebijakan ekonomi terbuka.Artinya ada konsekuensi dari perkembangan ekonomi secara global.
Pada sisi lain, politik ekonomi Amerika Serikat juga menyebabkan perlemahan pengaruh ekononominya menjadi semakin besar karena praktis -dimulai pada masa pemerintahan Presiden George W Bush- defisit AS membesar.
Dalam pemerintahan Obama -mau tidak mau- defisit bertambah besar karena harus mengatasi krisis keuangan besar yang menimpa negara itu pada tahun 2008 dan 2009.
Itu permasalahan domestik Amerika Serikat. Apalagi masyarakat di negara itu cenderung tidak menabung, yang amat berbeda dengan masyarakat di Asia.
Dalam hal defisit perdagangan Cina dan Amerika Serikat, upaya memperkecilnya lebih sebagai retorika karena defisit semakin membesar. Kita juga melihat utang Amerika Serikat banyak dipegang oleh Cina.

Abad Asia
Abad 21 bisa dibilang sebagai abadnya Asia dengan kemunculan Cina dan India. Setelah kedua negara itu tentu ada Indonesia.Setelah Cina dan India, maka Indonesia dengan pertumbuhan ekonomi dan jumlah penduduk -khususnya kelompok penduduk muda- menjadi potensi yang sangat besar.
Jadi memang ada faktor global, yaitu perkembangan sejarah ekonomi dunia dengan negara-negara berkembang mulai melakukan catching up dan kemudian karena faktor domestik Amerika Serikat.
source : bbc.co.uk

No comments:

Post a Comment